Oleh Syaripudin Zuhri
Setiap manusia terus menerus mempunyai persoalan atau masalahnya sendiri-sendiri, setiap persoalan yang berhasil diatasi, muncul lagi masalah atau persoalan yang lainnya, karena memang mengatasi masalah atau berjuang itu, tak kenal henti, kecuali mati. Yang dinilai Tuhan adalah usahanya/prosesnya, bukan akhir. Menang atau kalah dalam berjuang bukan urusan kita. Makanya mujahid Palestina dengan bermodal batu kerikil dan ketapel, mereka berani melawan tank-tank Israel. Mari kita kembalikan semua urusan kepadaNya.
Dimanapun kita berada, perjuangan akan terus ada, karena tantangan hidup ada di mana-mana, tak ada hidup tanpa perjuangan. Tak ada kesuksesan tanpa berjuang, sungguh-sungguh untuk mencapainya. Tak ada keberhasilan dengan duduk berleha-leha. Tak ada apapun yang akan dicapai hanya duduk manis di depan meja sambil makan kacang goreng atau popcorn!
Mari kita lihat perjuangan anak-anak Palestina, dengan ketapel dan batu-batu kerikil dengan gagah berani mereka melawan tank-tank Israel. Jangan tertawakan mereka. Jangan hina mereka, jangan katakan mereka bodoh, jangan, jangan dan jangan. Mungkin banyak yang menilai mereka bodoh, mana mungkin ketapel dan batu kerikil menang melawan tank-tank Israel? Mana mungkin batu menang melawan “kepala batunya” Israel?
Mari kita mundur sejenak melihat sejarah perjuangan bangsa kita melawan penjajah Belanda dan Jepang, apa yang digunakan pejuang-pejuang kita dulu? Bambu runcing! ya senjata yang sangat sederhana, hanya bambu yang diruncingkan bagian ujungnya. Itulah senjata yang digunakan. Namun dengan semangat jihad, hidup atau mati, merdeka atau mati, tercapailah apa yang dicita-citakan, KEMERDEKAAN! Mungkin saat itu ada yang menilai, mana mungkin bembu runcing dapat mengalahkan tank-tank Belanda dan Jepang? Mana mungkin bambu runcing dapat mengalahkan peralatan perang modern yang dimiliki Belanda dan Jepang?
Namun berkat rahmat Allah, perjuangan yang bermodal bambu runcing itu dapat mengalahkan penjajah Belanda dan Jepang. Namun dengan ridho Allah, perjuangan yang bermodal senjata sangat sederhana yaitu bambu runcing dapat mengalahkan tank-tank Belanda dan Jepang.
Begitu juga dengan saudara-saudara kita di Palestina yang sekarang berjuang melawan penjajah Israel, dengan senjata ketapel dan batu-batu kerikil dengan gagah berani dihadangnya tank-tank Israel yang mengarah ke mereka, mareka tidak takut, mereka melawan dan mereka berteriak Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar! Semangat jihad itulah yang mendorong mereka tak henti berjuang. Menang atau syahid, dua-duanya kabar gembira. Menang berarti mereka merdeka dari penjajahan Israel dan kalau syahid, bidadari-bidadari syurga sedang menanti dengan senyuman yang tak terlukiskan di dunia!
Menang dan kalah dalam perjuangan adalah keniscayaan, tak ada perjuangan yang kalah terus dan tak ada perjuangan yang menang terus, itu adalah dinamika perjuangan, itu adalah sunnatullah. Saat Nabi kita Muhammad SAW berjuang menegakkan panji-panji Islam selama 23 tahun di Mekkah dan di Madinah, Beliaupun tidak menang terus dan tidak kalah terus. Keduanya Beliau lalui dengan ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, ujian dan cobaan di laluinya dengan tetap bersandar kepadaNya. Pada akhirnya Beliau dapat menaklukan Mekkah dan akhirnya Islam menyebar keseluruh penjuru Dunia sampai saat ini dan akan terus berkembang sampai kiamat nanti.
Mengapa kita harus terus menerus berjuang di dunia ini? Karena dunia ini adalah adalah fakultas kehidupan, dosennya adalah peritiwa sehari-hari, mahasiswanya adalah kita, sarana dan prasarananya adalah alam ini, maka disaat menang atau berhasil menyelesaikan kuliah, jangan sombong, angkuh atau takabur dan saat kalah atau masih belum lulus dalam kuliahnya, bersabar sambil terus beriktiar untuk mendapatkan kemenangan atau kelulusan.
Sekali lagi, menang dan kalah dalam perjuangan adalah keniscayaan. Jadi jangan berhenti berjuangan, kecuali mati. Dan untuk saudara kita di Palestina, berjuang terus sampai kemerdekaan itu di capai dan bila tidak tercapai ada nilai sendiri dariNya. Teruslah berjuang saudaraku, teruslah dengan ketapel-ketapelmu menghantam keangangkara murkaan! Jangan menyerah dan putus asa! Doa kami bersamamu!
Jangan tanyakan waktu akhir untuk berjuang, mereka sudah berjuang 60 tahun lebih. Mari kita lihat lagi sejarah kita, berapa tahun pejuangan bangsa kita melawan penjajah? Ratusan tahun! Untuk berjuang jangan tanyakan waktu sampai kapan? Berjuang saja terus, tak ada tetes-tetes darah para mujahid yang sia-sia, tak ada tetes-tetes keringat syuhada yang sia-sia, semuanya bernilai dihadapanNya. Jangankan darah dan keringat, tetesan air wudlu saja akan menjadi saksi di padang masyar nanti, di pengadilan Illahi robbi. Ayo terus berjuang sahabatku, saudaraku, temanku. Jangan hentikan perjuanganmu, kecuali mati!
Sampai kapan perjuangan akan berakhir? Tanpa akhir. karena selama kita di dunia berjuang itu akan terus ada. Perjuangan dalam kehidupan akan terus mengalir. Selesai satu masalah, ada masalah lain yang timbul. Begitulah kenyataan hidup. Jadi perjuangan akan terus diperlukan selama kita hidup, baik keadaan perang maupun damai. Baik di negara maju, negara berkembang, apalagi buat negara miskin. Perjuangan akan di alami oleh tiap pribadi atau kelompok sosial dan itu keniscayaan, siapapun dia akan mengalami perjuangan dalam kehidupannya, apapun bentuknya, bukan masalah. Intinya jangan berhenti berjuang, kecuali mati. itulah sikap muslim sejati, berani hidup dan berani mati. Karena hidup dan mati adalah perjuangan!
Tak ada kata henti dalam perjuangan, perjuangan bukan hanya dalam suasana perang, namun perjuangan juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mencari nafkah untuk anak istri adalah perjuangan. Mahasiswa belajar dengan sungguh-sungguh, berkutet dengan buku-buku dan materi dosen-dosen adalah perjuangan. Pedagang sayuran pergi ke pasar, sejak pagi-pagi buta untuk menjajakan barang dagangan adalah perjuangan. Nelayan berangkat malam hari menerjang badai laut untuk mencari ikan, mempertaruhkan hidup dan matinya demi kelurga adalah perjuangan. Para sopir dengan berbagai jenis kendaraannya yang mengankut penumpang dari satu tempat ke tempat lain adalah perjuangan. Para politisi yang membela kepentingan rakyat, berdebat sampai jauh malam adalah perjuangan. Banyak sekali jenis pekerjaan apapun yang berkonotasi sama dengan perjuangan. Berjuang mengisi hidup dan kehidupan, berjuang mengisi kemerdekaan yang telah diraih, mengisi jejak-jejak waktu yang dilewati adalah perjuangan.
Kuliah kehidupan terus menerus berjalan, kita manusia sebagai mahasiswanya terus menerus untuk belajar, lulus satu mata kuliah dan mata kuliah lain sedang menanti dan bila selesai seluruh mata kuliahpun, bukan berarti sudah tamat, tapi ada lagi jenjang yang harus dilalui, begitu seterusnya. Karena dalam fakultas kehidupan ini, kita semua adalah Mahasiswa abadi!
Sekali berarti, setelah itu mati! Demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar