Kamis, 30 Juni 2011

ISRA' MI'RAJ CINTA 1

oleh: Rohmat Nurhadi Alkastani

Tahukah kita bahwa Allah memperjalankan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aq'so hingga Sidratul Muntaha atas dasar CINTA dan untuk CINTA..? Jika belum tahu semoga cerita ini membuat mata kita terbuka bahwa cinta adalah KEKUATAN.

...

Nabi di Isra' Mi'rajkan pada tahun yang disbut A'mul Husni (Tahun kesedihan) karena pada tahun itu beliau ditinggal oleh dua orang yang paling beliau cintai di dunia ini sekaligus, yaitu Pamannya (Abi Tolib) yang selalu melindungi dan membela beliau dalam dakwahnya dan juga istri yang paling beliau cintai (Siti Khadijah). Apakah kita tidak pernah mengetahui betapa cintanya beliau kepada Siti Khadijah yang selalu beliau panggil dengan panggilan sayangnya "Ya Khumairoh" (Kemerah-merahan)? Jika belum maka bacalah dengan hati kisah di bawah ini!



Ketika Siti Khadijah telah wafat, Nabi pernah menyembelih sebuah hewan kurban untuk di bagi-bagikan kepada umatnya. Saat orang-orang sudah antri untuk mengambil daging kurban, terlihat ada seorang nenek tua sedang berdesak-desakkan di belakang antrian. Lalu beliau memrintahkan sahabatnya untuk memanggil nenek itu ke depan dan memberinya bagian daging kurban lebih awal dan lebih banyak dari yang lain. Maka sahabat itu bingung dengan apa yang dilakukan beliau, namun ia tak berani menanyakannya. Kemudian ia mengadukannya kebada istri tercinta beliau yang sangat cantik dan masih sangat muda yaitu Siti Aisyah untuk menanyakannya.



Saat Siti Aisyah menanyakan hal itu kepada Nabi Muhammad, lantas beliau menjawab "Nenek itu adalah orang yang menjaga dan merawat dan menjadi teman yang paling setia almarhum istriku Siti Khadijah, dari ia kecil hingga ia wafat. Apakah aku salah jika karena rasa cintaku kepadanya membuat aku amat berhutang budi terhadap seseorang yang paling berjasa dalam hidupku, karena telah menjaga dan memberikan istru yang mulia seperti Siti Khadijah kepadaku, meskipun kini ia telah tiada?" Mendengar hal itu Siti Aisyah amat cemburu, dan dalam riwayat disebutkan bahwa seumur hidupnya Siti Aisyah baru cemburu terhadap Rosulullah.



Lalu tahukah kita kenapa beliau amat mencintai Siti Khadijah? Diriwatkan bahwa Nabi pernah bertanya kepada istrinya (Siti Khadijah), "Wahai istriku, apakah engkau mencintai aku sebagai suamimu?" Maka jawab Istrinya "Tentu wahai suamiku tercinta." Maka Nabi kembali bertanya "Lalu apa buktinya?" Istri beliau kembali menjawab "Aku rela persembahkan seluruh hartaku untuk engkau gunakan dalam berjuang di jalan Allah." Nabi bertanya lagi "Lalu apakah engkau mencintaiku sebagai Rosulullah?" Istri beliau menjawab "Ya, aku lebih mencintaimu sebagai Rosulullah lebih dari pada engkau sebagi suamiku." Beliau lantas bertanya lagi "Apa buktinya?" Isri beliau kembali menjawab "Seandainya seluruh hartaku telah habis engkau gunakan untuk berjuang di jalan Allah maka aku rela memberikan jiwa raga dan hidupku untukmu berjuang di jalan Allah Wahai Rosulullah suamiku."



Namun beliau belum puas dan masih bertanya lagi "Lalu apakah engkau mencintai Allah?" Khadijah tak bosan menjawab "Aku mencintai Allah lebih dari apapun di dunia ini" Beliau tersenyum mendengarnya dan bertanya lagi "Apa buktinya?" Luar biasa Khadijah menjawab "Ketika jasadku telah dikubur, hancur dan hanya tinggal tulang-belulang yang tersisa, maka ketika engkau sedang di kejar-kejar oleh orang kafir karena ingin dibunuh dalam perjuanganmu menegakkan agama Allah dan engkau terjebak di ujung jurang, maka aku rela tulang belulangku dikumpulkan menjadi sebuah jembatan untuk engkau lalaui Ya Rosulallah suamiku, demi Allah."



Subhanallah, apakah tak pantas jika beliau sebagai suami dan juga Rosulullah jika amat mencintai Siti Khadijah istrinya...? dan tak pantaskah jika karena ditinggal wafat istri beliau yang amat beliau cintai itu kemudian beliau amat merasa kesepian dan sedih..?

Karena CINTA kepada KEKASIHNYA, kemudian Allah pun ingin menghibur Rosulullah dengan sebuah wisata Rohani yang di sebut ISRA' (perjalanan suci dari masjidil Haram ke Masjidil Aqso') dan MI'RAJ (dari Bumi ke Sidratul Muntaha/langit untuk bertemu Allah), dan dengan kendaraan istimewa ya...ng melebihi kecepatan cahaya yang disebut BUROGH.



Lagi-lagi kisah CINTA Allah tunjukan di sini, dalam perjalanan ISRA' bersama Burogh dan Malaikat Jibril, dari sekian banyak Allah tunjukkan keagungannya, diantaranya adalah diperlihatkannya kepada beliau beberapa makam yang bercahaya dan harum baunya. Lantas beliau bertanya kepada Jibril "Makam siap itu, wahai Jibril, kenapa bercahaya dan wangi..?" Maka Jibril menjawab "Itu adalah makam dari SITI MASYITOH dan keluarganya. Yaitu pembantu Fir'aun yang amat CINTA kepada Allah".



Jibril pun menceritakan kisah dari Siti Masyitoh kenapa bisa memperoleh kemuliaan itu di kuburnya. Dia adalah Siti Masyitoh, pembantu dari Raja Fir'aun yang dzalim dan ingkar kepada Allah. Dia adalah hamba yang sangat mencintai dan dicintai Allah. Suatu ketika, saat ia sedang menyisir rambut putri kesayangan Fir'aun, tiba-tiba sisir itu terjatuh dan karena begitu cintanya ia kepada Allah maka terucaplah dari lisannya secara reflex kalimat-kalimat toyibah (Laa Ilaahaillallah/Tiada Tuhan selain Allah). Putri Fir'aun itu kemudian mengadukan hal itu kepada Ayahnya bahwa Masyitoh memiliki Tuhan selain ayahnya. Maka Fir'aun yang mengaku sebagai Tuhan memanggil Masyitoh untuk menghakiminya.



Awalnya Fir'aun membujuk Masyitoh untuk menyembahnya dan meninggalkan Allah dengan memberikan harta, namun ia tidak mau. Fir'aun pun marah dan memasukkannya dalam penjara tanpa makan dan minum. Bahkan kemudian memasukkan ular berbisa yang sangat banyak ke dalam penjara itu agar Masyitoh meninggalkan Allah sebagai Tuhannya. Namun semua sia-sia dan Masyitoh terus mengucap "LAA ILLAA HAILALLAH.." Karena masyitoh tetap pada pendiriannya lalu masyitoh pun di gencet di dengan batu di bawah terik matahari, namun Masyitoh terus mengucap "LAA ILLAA HAILALLAH.." Fir'aun pun tak sabar dan ingin membunuh Masyitoh dengan cara digoreng ke dalam kuali berisi minyak panas.



Semua rakyat dikumpulkan untuk menyaksikan hukuman itu agar mereka takut kepada Fir'aun. Namun sebelum Masyitoh digoreng, Fir'aun terlebih dulu menakut-nakuti Masyitoh dengan akan memasukkan anaknya yang pertama ke dalam kuali, namun Masyitoh tetap mengatakan "LAA ILLAA HAILALLAH..". Anaknya yang pertama pun rela mati demi cintanya kepada sang ibu, dan mati dalam penggorengan itu, lalu ruhnya keluar dan berbisik kepada ibunya "Wahai ibu, Allah pun menceintaimu." lalu anak keduanya pun di goreng namun masyitoh tetap mengucap " LAA ILLAA HAILALLAH" Setelah anaknya yang kedua dimasak dan mati, lalu ruhnya keluar dan berbisik kepada ibunya "Allah saat ini sangat merindukanmu." Kemudian anak masyitoh yang terakhir dan masih bayi pun tak luput dari kedzaliman Fir'aun dan ingin dimasak pula. Dalam hati Masyitoh amat mencintai anak-anaknya namun cintanya kepada Allah mampu mngalahkan segalanya, maka Masyitoh pun tahan hati untuk tidak menjerit melihat semua itu. Bayinya pun mati, dan ruhnya kembali keluar dan membisiki ibunya " Wahai ibuku, Allah telah menyiapkan tempat yang mulia bagimu di surga."



Hingga akhirnya karena Masyitoh terus mengucapkan "LAA ILLAHAILALLAH" maka Fir'aun pun tak sabar dan mengoreng Masyitoh hingga mati, dan luar biasa hingga detik terakhirnya Masyitoh terus mengucap "LAA ILLAA HAILALLAH.." Subhanallah ternyata Allah berkehendak menampakkan semua kejadian ruh anak-anak masyitoh yang berbisik kepada ibunya kepada mata Siti Asiyyah permainsuri dari Fir'aun, maka kemudian ia pun beriman kepada Allah dan menjadi satu-satunya penghuni kerajaan yang beriman kepada Allah di kerajaan Fir'aun sebagai pengganti Masyitoh tanpa sepengetahuannya. Hingga mengambil Nabi Musa sebagai anaknya.



Subhanallah apakah CINTA kita mampu seperti cinta masyitoh dan anak-anaknya kepada Allah. Apakah tak pantas jika Allah memberikan kemuliaan kepada mereka berupa kuburan yang bercahaya dan mewangi? dan tak pantaskah jika ISRA' dan MI'RAJ disebut penjelmaan dari CINTA yang hakiki milik Allah.....? Siapakah dari kita yang ingin seperti MASYITOH.....?????

Ternyata benar bahwa Isra' dan Mi'raj bukan hanya BUKTI CINTA melainkan juga UJIAN CINTA. Usai Nabi Muhammad sampai di Masjidil Aqso', beliau kemudian di tawari malaikat jibril dua buah minuman yaitu segelas KHOMER (sejenis anggur yang memabukkan) dan segelas SUSU untuk melepas penatn...ya. Saat itu Khomer belum diharamkan dan menjadi minuman kegemaran orang arab. Namun dengan bijak Rosulullah lebih memilih SUSU. Saat Jibril bertanya "Kenapa engkau memilih susu Ya Rosulullah?" Maka beliau menjawab "Aku Allah jadikan sebagai contoh untuk seluruh umat, apakah aku salah jika memilih sesuatu yang baik, bukan sesuatu yang aku suka?" Lalu Jibril menjawab "Engkau benar Ya Rosulullah. Jika engkau memilih Khomer maka seluruh umatmu akan berbuat kerusakan dan kehancuran." Itulah seharusnya cinta, kerena kita harus mengorbankan apa yang kita suka demi sesuatu yang baik bagi orang yang kita sayang.



Lalu mereka pun melanjutkan perjalanannya untuk MI'RAJ ke Sidrotul Muntaha, sebelum sampai ke sana, di setiap lapis langit beliau dipertemukan dengan para nabi pendahulunya. dan semua mengucapkan "Salam wahai Nabi yang paling di cintai Allah...." Hingga sampailah beliau di Sidrotul Muntaha dan bertemu dengan Allah.



Di sanalah beliau mendapatkan perintah sholat 50 waktu sebagai wujud cinta Allah yang ingin selalu berjumpa dengan hamba-Nya. Dan lagi-lagi CINTA membuktikan wujudnya. Setelah beliau mendapatkan perintah itu kemudian beliau teurun ke langit di bawahnya dan bertemu dengan Nabi Musa as, lantas beliau memberi salam dan bertanya "Wahai Muhammad kekasih Allah, oleh2 apa yang kau dapatkan dari Yang Maha Pengasih (ALLAH)?" beliau menjawab "Aku mendapatkan perintah sholat 50 waktu" Maka Nabi Musa memberi masukan kepada beliau "Wahai Muhammad Umatmu lebih kecil2 dari pada Umatku, sementara umatku pun tak mampu untuk melakukan ibadahnya yang hanya di perintahkan seminggu sekali, apalagi umatmua, mintalah kepada Allah agar dikurangi." Maka karena cinta beliau kepada umatnya beliau pun kembali naik dan minta pengurangan dari Allah hingga menjadi 45.



Lalu Nabi turun kembali dan bertemu dengan Nabi Musa lagi, maka Nabi Musa pun mengatakan "Jika umatmu harus sholat sebanyak itu, lalu kapan umatmu mencari Rizki dari Allah..? apa kau tidak takut umatmu banyak menyekutukan Allah?" Lantas lagi-lagi beliau naik dan meminta pengurangan dari Allah, hingga hal itu berulang sebnyak 9 kali hingga tinggal 5 waktu sholat saja yang diperintahkan oleh Allah, karena cinta Allah kepada Nabi dan Umatnya. Beliau pun bertemu lagi dengan Musa dan ditanya "Wahai Muhammad kenapa engkau tidak minta dkurangi lagi?" Beliau pun menjawab "Aku cinta kepada umatku melebihi cintaku peda diriku dan keluargaku, lalu apakah aku salah jika aku malu kepada Allah untuk meminta dikurangi lagi, padahal aku lebih mencintai Allah dari apapun? dan apakah aku salah jika karena cintaku pada umatku sehingga membuat aku ingin umatku lebih dicintai Allah dari pada umat yang lain, karena ibadahnya yang lebih dari merka itu?" Jika aku salah, maka Allah lah Yang maha benar."



Di sinilah Allah mengajarkan bahwa Allah mencintai hamba-Nya dan di sini pula Allah ingin menguji betapa cintanya Rosulullah kepada umatnya, dan di sini pula Allah ingin tahu betapa cinta beliau kepada-Nya. Sekarang tinggal Allah membuktikan cinta Hamba2-Nya kepada Allah dan Rosulnya.....

 BERSAMBUNG......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar