Sabtu, 28 Mei 2011

Tafakur KEBERADAAN JARUM JAHIT PUN PUNYA MAKNA

Kebanyakan manusia tidak memikirkan makna keberadaan dirinya di dunia ini. Kesibukannya sehari-hari telah menyita sebagian besar waktu, tenaga dan kesempatannya untuk memikirkan hal terpenting dalam kehidupannya. Yakni, untuk mempertanyakan dan mendapatkan jawaban pasti mengapa ia hadir di dunia ini. Seseorang yang mendapatkan jawaban pasti mengapa ia ada di dunia ini, untuk apa ia hidup, mau ke mana arah hidupnya, memiliki sikap hidup yang berbeda dengan mereka yang acuh dengan segala hal tersebut. Orang yang memahami dengan benar arti dan tujuan hidupnya akan berusaha sungguh-sungguh menjalani hidupnya sesuai dengan makna dan tujuan tersebut.

Lihatlah segala yang ada di sekitar kita yang dibuat manusia. Sebutlah satu saja yang terkecil dari semua yang ada. Misalnya jarum jahit. Kini coba pikirkan, mengapa jarum jahit ada di dunia ini? Dengan cepat, kita pasti akan menjawab bahwa benda kecil tajam ini ada untuk membantu manusia menjahit kain atau pakaian, atau untuk kegunaan serupa lainnya. Yang pasti tak pernah sedikit pun terlintas dalam benak siapa pun yang berakal sehat bahwa jarum jahit ada dengan sendirinya tanpa kegunaan apa pun. Dengan pengetahuan ini, kita akan menggunakan jarum jahit sesuai dengan tujuan pembuatannya. Kita bisa pula memanfaatkan jarum jahit untuk kegunaan lain yang sesuai dengan bentuk serta bahan bakunya, misalnya untuk melubangi kertas atau plastik, dan sebagainya. Yang pasti, kita tidak akan menggunakannya untuk hal-hal yang memang tidak cocok seperti: untuk dimakan, untuk menulis atau untuk mengikat benda. Kalau hal ini kita paksakan, maka akan membahayakan diri kita maupun orang lain, atau tidak akan bisa sama sekali karena memang bukan fungsinya.

Sama halnya, manusia adalah wujud yang jauh lebih besar, lebih rumit dan lebih sempurna daripada si mungil jarum jahit. Pastilah keberadaan manusia di dunia ini ada guna dan tujuannya, yaitu menjadi sebaik-baik hamba dari Sang Pencipta, menebar kebaikan dan kemanfaatan bagi manusia lain dan segenap makhluk. Sudah selayaknya manusia mengarahkan kehidupannya sesuai tujuan penciptaan tersebut. Ini adalah kesimpulan dari pemikiran akal sehat. Tidak sepatutnya manusia acuh atau tak peduli akan tujuan keberadaannya. Manusia hendaknya berusaha mengarahkan segenap kegiatannya sehari-hari dalam rangka melaksanakan tujuan hidup ini. Mereka sepatutnya menggunakan seluruh anggota tubuhnya, daya-pikir dan kejiwaannya sesuai dengan fungsi penciptaan masing-masing alat tubuh dan sarana hidup tersebut. Jika tidak, ini akan membahayakan dirinya maupun orang lain, bahkan seluruh isi alam semesta yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar