“ Bayangkan anakku, tidak kurang dari 10 ribu orang hilir mudik berdo’a bermunajat kepada Allah SWT setiap minggunya. Betapa besar amal yang antum terima ketika melayani mereka dengan ikhlas.”
- ust. oktama forestian-
Waktu kecil sampai hampir (baca: sebentar lagi) dewasa, tidak pernah terbayangkan bahwa sekarang saya menjadi seorang Marboth di masjid suatu universitas. Mengapa saya ada disini? Ngapain saya disini? Awalnya saya juga ga ngerti.
Tapi tidak lama setelah muncul pertanyaan itu di benak saya, semuanya terjawab ketika saya mengikuti Umar (Ujian Marboth). Kereeen kan. Marboth aja ada ujiannya.
Untuk pertanyaan mengapa sih saya jadi marboth? Yang pasti itu adalah sepenggal kisah perjalanan hidup saya yang sudah dituliskan oleh Allah SWT. Ga bisa nego- nego lagi, apalagi nolak. Melalui qiyadah saya dengan ta’limatnya, jadi deh saya di marboth. Ihh serem juga ya. Tapi saya gembira ria aja tuh. Walaupun berlawanan (baca : banting stir) banget sama amanah sebelumnya 'siyasi', Tsiqoh aja iya gak brow. Inilah jalanku.
Ketika udah masuk Marboth, mau ngapain saya ya? Alhamdulillah dalam kegiatan Ujian Marboth saya banyak sekali menerima penerangan tentang urgensi seorang marboth, yang intinya marboth itu adalah pelayan umat. Memberikan air putih(bukan arti sebenarnya/susu-red) kapada setiap umat, karena masjid ini adalah milik Allah. Bukan milik sekelompok orang. Jadi harus bersikap adil dalam melayani umat. -Ust. Abdul Aziz-
Dan mengapa saya menyebut-pendapat pribadi lho- marboth itu sebagai amanah yang dahsyat, karena banyak banget lho keistimewaan seorang marboth itu.
Pertama, marboth itu jasad dan insyaallah hatinya juga terikat bahkan sudah diikat di masjid. Keistimewaanya adalah bahwa pemuda yang hatinya selalu terikat dengan masjid, akan mendapat naungan dari Allah ketika hari kiamat nanti. Dahsyat kan. Semoga kita semua mendapatkan itu, amiin.
Kedua, tugas marboth itu adalah memakmurkan –membersihkan dan memberikan wewangian salahduanya- masjid yang notabene digunakan oleh ratusan, ribuan, bahkan umat untuk shalat, berdo’a, berdzikir kapada Rabb-nya dan bermusyawarah menuju kemenangan dakwah. Seperti kutipan diawal, bisa dibayangkan besarnya pahala yang mengalir kapada para pemakmur masjid ini (marboth-red) yang telah memfasilitasi para hamba Allah itu. Dahsyat banget kan..
Ada yang ketiga nih, tugas marboth juga adalah sebagai muadzin. Ketika marboth adzan, mungkin jutaan umat muslim telah diingatkan untuk melaksanakan shalat. Mereka berbondong-bondong meninggalkan urusan dunia sejenak untuk memfokuskan diri bersimpuh kepada Sang Pencipta. Dari sanalah tidak sedikit pahala yang mengalir dengan derasnya kepada marboth. Dahsyat kan..
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18)
Begitulah yang baru saya mengerti tentang kemarbothan ini. Alhamdullillah melalui kegiatan Ujian Marboth yang diisi oleh ustadz-ustadz, saya makin mantap dan semangat menjalani hidup sebagai marboth. Saya sadar bahwa ini adalah nikmat Allah yang tiada terkira sebagai kesempatan buat saya untuk lebih bermanfaat bagi orang lain. Semoga saya, kami para Marbothillah bisa senantiasa bersabar dan istiqomah dalam menjalani amanah yang sering dianggap sepele ini. Semoga kami juga bisa senantiasa rendah hati tidak riya dengan apa yang kami lakukan. Semoga Allah selalu memberikan keikhlasan kepada kami. Allohuakbar Allohuakabar Allohuakbar...
I'm proud to be a Marbothillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar